Sunday, March 20, 2011

Kisah abu muhammad dan seorang fakir

sore itu abu muhammad pergi ke masjid untuk menunaikan sholat ashar. tak lama berselang datanglah seorang pemuda yang nampak dari pakaian dan wajahnya adalah seorang yang fakir. pemuda ini lalu sholat di samping abu muhammad .

setelah selesai sholat pemuda itu duduk dengan bersedeku dan menunggu sholat magrib. tiba waktu magrib , abu muhammad dan pemuda itu kembali sholat magrib dan setelah selesai sholat pemuda itu pun kembali duduk seperti semula.

tiba tiba datang utusan raja yang mencari abu muhammad

"andakah yang bernama abu muhammad?" tanya utusan itu
"ya , sayalah abu muhammad , ada apakah gerangan anda mencari saya?" tanya abu muhammad menimpali
"raja hendak mengundangmu malam ini untuk makan di istana , bisakah anda?"
"jika raja yang mengundangku tentu aku tak akan menolak "

ketika berjalan hendak meninggalkan masjid , abu muhammad menghampiri pemuda fakir

"maukah kamu ku ajak untuk makan bersama raja ?" tanya abu muhammad
"tidak , terima kasih ! jika anda berkenan , bolehkan aku minta surbanmu untuk kugunakan selimut agar tubuhku merasa hangat?"

namun bukannya memberi , abu muhammad hanya mengrenyitkan dahi saja sembari berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun

di istana , abu muhammad berpesta dengan raja dan tak mengingat lagi tentang pemuda itu. selesai berpesta , abu muhammad kembali ke masjid lagi untuk sholat isya . selesai sholat ,di lihatnya pemuda itu tidur nampaknya kedinginan.namun tanpa perasaan abu muhammad malah menggelar surbanya untuk dipakai tidur sendiri.

dalam tidur abu muhammad bermimpi bertemu rasulullah dan rombongan para nabi . abu muhammad lalu mngucapkan salam namun rasul tak mengindahkan tanda hatinya tak berkenan

abu muhammad lalu berkata " ya rasul salah apakah hamba sampai anda memalingkan muka dari hamba?"
rasul lalu menjawab " telah datang seorang umatku yang meminta sesuatu darimu , tapi kau malah mengacuhkannya"

mendengar perkataan rasul , gemeterlah tubuh abu muhammad , dia terbangun lalu mendengar suara langkah kaki seseorang.

dilihatnya pemuda itu sudah tidak ada di tempat semula lalu abu muhammad setengah berlari mengejar pemuda itu sambil berseru

"hai anak muda berhenti, ini kuberikan surbaku yang kau minta"

"tidak perlu ! ketika seorang fakir yang meminta sesuatu darimu , kau mengacuhkan .dan kau memberikannya setelah di minta 142 nabi"

pemuda itu lalu menghilang dalam kegelapan meninggalkan abu muhammad yang hanya bisa diam terpaku.

Nabi musa dan penzina

Pada suatu petang yang tenang kelihatan seorang wanita berjalan terhuyung-hayang. Pakaiannya serba hitam menandakan bahawa ia berada dalam kedukaan dan kesedihan. Dia melangkah terseret-seret menuju ke tempat kediaman Nabi Musa. Diketuk pintunya perlahan-lahan sambil mengucapkan salam.

Maka terdengarlah jawapan dari dalam, "sila masuk".

Wanita cantik itu lalu masuk sambil kepalanya terus tertunduk. Air matanya berlinangan sambil ia berkata: "Wahai, Nabi Allah tolonglah saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."

"Apakah dosamu, hai wanita ayu?" tanya Nabi Musa terkejut.

"Sungguh sukar, untuk saya katakan," jawab wanita itu.

"Katakanlah. Jangan ragu-ragu," desak Nabi Musa.

Maka perempuan itu berkata dengan tersekat-sekat: "Saya...saya telah berzina."

Kepala Nabi Musa terangkat. Hatinya terkejut.

Perempuan itu meneruskan kata-kata,"Dari penzinaan itu saya pun hamil. Satelah anak itu lahir. Saya terus..cekik sampai mati."

Nabi Musa merah matanya. Dengan nada marah ia mengherdik: "Perempuan si*al! Keluar kamu dari sini agar bala Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatan mu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil mengalih matanya kearah lain.

Perempuan berwajah sayu itu dengan hati bagaikan kaca jatuh ke batu, hancur luluh, bangkit dan melangkah keluar dari kediaman Nabi Musa. Tak tahu, mana hendak mengadu lagi.Bahkan, dia tak tahu ke mana arah yang harus ditujuinya. Bila seorang Nabi sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain akan menerimanya? Tergambar olehnya betapa besar dosanya. Betapa jahat perbuatannya.

Setelah wanita itu meninggalkan kediaman Nabi Musa. Malaikat Jibril turun menemui Nabi Musa dan bertanya: "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang mahu bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"

Nabi Musa terperanjat. Dosa apakah yang lebih besar dari kehinaan wanita penzina dan pembunuh itu?

Lalu Nabi Musa bertanya dengan perasaan ingin tahu kapada Malaikat Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar dari dosa perempuan yang hina itu."

"Ada," jawab Jibril dengan tegas."Dosa apakah itu? "tanya Nabi Musa semakin ingin tahu.

"Orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu lebih besar dosanya daripada seribu kali berzina." jawab Jibril.

Setelah mendengar penjelasan itu, Nabi Musa kemudian memanggil semula wanita itu mengadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk berdoa memohonkan keampunan kapada Allah terhadap perempuan itu.

Agungnya ampunan allah

suatu ketika umar bin khatab menemuai rasulullah denga raut muka yang sedih , rasul lalu bertanya
"sahabatku kenapa wajahmu kelihatan begitu sedih?"
"ya rasul sesungguhnya di depan pintu rumah ku ada seorang pemuda yang menangis begitu memilukan , tangisannya sepertinya meratapi kepedihan yang begitu mendalam sehingga hatiku trenyuh dan terbawa kesedihan"
"coba hadapkan dia padaku " perintah rasul

lalu umar pun mencari pemuda itu lalu membawanya menemui rasul
"anak muda apakah kau merasa putus asa sehingga kau begitu sedih? , padahal masa depanmu masih panjang" tanya rasul
"tangisan saya adalah tangisan penyesalan dan menanggung dosa yang amat berat,saya sangat takut akan murkanya allah" ratap pemuda itu

rasul terdiam sejenak lalu bertanya

"apakah kau telah berbuat syirik kepada allah?"
"tidak" jawap pemuda itu
"apa kau telah membunuh seseorang?" tanya rasul kemudian

pemuda itu hanya mengelengkan kepala

"kalau demikian , allah akan mengampuni dosamu meskipun sebesar langit dan bumi" kata rasul

pemuda itu terdiam lalu berkata
"dosa saya lebih besar dari itu!"
"apakah dosamu lebih besar dari kursi allah yang suci?
"dosa saya lebih besar"
"apakh dosamu juga lebih besar dari arsnya allah yang agung?" tanya rasul
"saya yakin dosa saya lebih besar dari itu !"
"kalau di bandingkan dengal allah dan kasih sayangnya , apa dosamu lebih besar" tanya rasul lagi
"demi allah tidak ada yang lebih besar dari allah dan kasih sayangnya" jawab pemuda itu mantap

kalau begitu coba ceritakanlah kepadaku

"ya rasul sesungguhnya pekerjaan saya amatlah laknat , sejak umur tujuh tahun pekerjaanku membongkar makam orang yang baru meninggal lalu mencuri kain kafannya.suatu hari ada gadis yang baru meninggal saat setelah selesai pemakaman , saya membongkar kuburannya lalu melepas kain kafannya ,saya melihat gadis itu sangat cantik hingga membuat nafsu timbul ,saya menyetubuhi mayat gadis itu.
disaata saya melakukan perbuatan terkutuk itu saya seolah mendengar suara gadis itu meratap yang membuat hatiku tergetar

apakah engkau tida malu dan takut akan pengadilan allah di hari ketika orang2 yang teraniaya menuntut atas orang yang menganiayanya?
sunnguh tak berperasaan kau membiarkan aku telanjang diantara orang mati dan kau buat aku menanggung junub di hadapan allah padahal sebelumnya aku telah di mandikan dan si sholatkan

itulah suara yang terdengar olehku
sejak itu saya selalu merasa dikejar2 dosa hingga saya hanya bisa meratapi penyesalanku" lanjut pemuda itu

mendengar penuturan pemuda itu rasul lalu bangkit dan memalingkan muka seraya menghardik pemuda itu dengan marah

"hai pemuda fasik ! pergi kau dari hadapanku , sungguh tak ada balasan yang setimpal untukmu selain neraka!"

mendengar ucapan rasul pemuda itu seperti tersambar petir , dunia seolah2 gelap dan tak ada lagi harapan. pemuda itu lalu keluar sambil terus menerus meratap , berjalan mondar mandir di tengah padang pasir , tujuh hari tujuh malam ia tidak makan , minum dan tidur kadang 2 dia terus bersujud siang dam malam

"Ya allah hamba adalah seorang yang berdosa besar , hamba telah datang ke rumah utusanMu dengan harapan agar beliau sudi memberi syafaat kepada hamba di hadapanMu, namun begitu mendengar betapa kejinya dosa hamba beliau berpaling dan mengusirku. kini hamba datang kepadaMu ya allah mengetuk pintu maafMu agar Kau mengampuni dosa hamba dan memerima tobat hamba.sesungguhnya engkau adalah maha pengasih dan penyayang. andaikata engkau tak sudi mengampuni dosa hamba , maka turunkan api Mu ke dunia sebelum membakar hamba di akhirat kelak.!

demikian lah ratapan pemuda tersebut hinnga allah yang maha mendengar melihat tobat pemuda itu yang begitu sungguh. allah lalu mengutus malaikat jibril untuk menemui rasul

malaikat jibril lalu mengucapkan salam dan di jawab oleh rasul
"huwas saalaam,waminhus saalaam , wailaihi yarjius saalaam" (Dialah salam,dan dariNya salam , dan kepadaNya kembali salam)

"sesunggunnya allah bertanya kepadamu muhammad, apakah engkau yang menciptakan hamba-hamba Allah?"

"Allah lah yang menciptakanku dan hambanya" jawab rasul

"apakah engkau yang memberi rizki atas mereka?"

"sebaliknya, allah yang memberi rizki kepadu dan kepada mereka"

"lalu apakh engkau yang menerima tobat man mengampuni kesalahan?"

"sungguh hanya Allah yang mempunyai kuasa atas itu!" jawaba rasul

"Allah berfirman kepadamu muhammad , lanjut malaikat jibril
telah kukirimkan seorang hambaku kepadamu , di paparkan dosa dosanya dengan menyesal ,mengapa engkau malah memalingkan muka darinya? bagaimana nanti seandinya datang hamba-hamKu yang lain dengan memikul dosa2 yang menggunung? . engkau Ku utus agar menjadi 'rakhmatan lil alamin' (rahmat bagi seluruh alam) . janganlan kau putuskan harapn hambaku yang tergelincir kakinya karena dosa."

mendapat teguran langsung dari allah , rasul menyadari kesalahannya. lalu rasul menyuruh sahabatnya mencari pemuda itu.

setelah mencari kesana kemari akhirnya pemuda itu di temukan dalam keadaan bersujud dengan kondisi yang amat menyedihkan . para sahabat mengabarkan bahwa dosanya telah di ampuni oleh Allah lalu mnegajak pemuda itu menemui rasul

saat itu rasul tengah sholat magrib dan pemuda itu berbaris menjadi makmum. saat rasul membaca surat attakautsar pada ayat hatta zurtumul maqaabir terdengar jeritan pemuda itu

selesai sholat rasul dan para sahabatnya mengerumuni pemuda itu dan mendapati pemuda itu telah meninggal.

pesan untuk mereka yang terkagum-kagum atas kehebatan akal manusia

Banyak orang berpendidikan tinggi, kenapa semakin menjauh dari Tuhannya? Banyak yang belajar hingga ke fenomena-fenomena alam yang sangat menakjubkan, mengapa semakin ragu dengan hukum-hukum Tuhannya? Saya tidak tahu apakah mereka yang sudah sarjana dan sudah intelektual itu semakin menyadari keberadaan Tuhannya atau semakin mengingkarinya karena pengetahuannya itu. Mungkin mereka merasa lebih pintar (atau mungkin merasa lebih bodoh) dari para tukang sihir dalam kisah ini.

Segala pengetahuan sesungguhnya berasal dari Allah. Andaikan seseorang itu tersentuh kesadaran spiritualnya, niscaya segala ilmu yang dipelajarinya akan menuntun kepada keimanan. Demikianlah kisah luar biasa yang terjadi di jaman Nabi Musa.

Alkisah Musa menghadap kepada Firaun untuk menyeru kepada dia agar menyembah Tuhan Tunggal penguasa alam. Sebagai bukti dari kenabian, Musa menunjukkan cahaya dari tangannya dan tongkat yang menjadi ular. Maka Firaun yang merasa di tangannya telah terletak seluruh kekuasaan alam semesta - seberapa besar sih luasnya alam semesta ini Fir’aun? - marah dan menganggap bukti Musa adalah sihir.

Maka dipanggillah para ahli sihir kerajaan untuk bertanding dengan Musa. Para ahli sihir itu mengeroyok musa dengan sihir ular. Mereka melemparkan tali-tali yang kemudian tampak berubah menjadi ular-ular ganas yang segera bergerak menyerang Musa. Lalu turunlah wahyu Allah menyuruh Musa untuk melemparkan tongkatnya. Seketika tongkat itu menjadi ular besar yang segera menelan habis seluruh ular jadi-jadian dari para ahli sihir kerajaan.

Apa yang terjadi? Seketika para ahli sihir yang mengetahui ular-ular jadian mereka ditelan ular Musa serentak menyatakan keimanannya! mereka tahu betul bahwa tidak mungkin ular hasil sihir bisa memakan ular jadi-jadian mereka. Dengan pengetahuan sihir yang mereka miliki, mereka sangat yakin bahwa ular Musa adalah mukjizat bukti kenabian. Maka mereka pun bersungkur mengakui Tuhannya Musa.

Fir’aun malu dan marah besar atas kejadian itu. Maka diapun mengancam para ahli sihir itu, apabila mereka tidak mengakui Fir’aun sebagai Tuhan, niscaya mereka akan dibunuh dengan cara yang keji dan menyakitkan. Namun para ahli sihir itu telah terbuka mata batinnya sehingga semua ancaman duniawi dari Fir’aun tak lagi menggentarkan hati. Maka Fir’aun lalu menyalib dan memotong tangan dan kaki para ahli sihir itu sehingga mereka pun meninggal. Mereka rela kehilangan nyawa setelah melihat bukti keberadaan Allah melalui ilmu yang mereka miliki.

Kabar tentang hal itu disampaikan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf (7) ayat 106 - 126 :

Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,

wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama aku”.

Fir’aun menjawab: “Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.

Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya oleh orang-orang yang melihatnya.

Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu”. : “Maka apakah yang kamu anjurkan?”

Pemuka-pemuka itu menjawab: “Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan ,

supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai”.

Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: ” sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?”

Fir’aun menjawab: “Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat “.

Ahli-ahli sihir berkata: “Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?”

Musa menjawab: “Lemparkanlah !” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar .

Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.

Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.

Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.

Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud .

Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,

” Tuhan Musa dan Harun”.

Fir’aun berkata: “Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui ;

demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik , kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya.”

Ahli-ahli sihir itu menjawab: “Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali.

Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. : “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri “.

Renungan

Selama ini, dari seluruh pengetahuan yang Anda miliki, apakah Anda menjadi semakin beriman atau semakin ingkar? Tak cukupkah bukti-bukti keMahaKuasaan Tuhan dan ketidakberdayaan dirimu? Apabila ilmumu semakin menjauhkanmu dari Tuhanmu, maka jelaslah sudah kesia-siaan ilmu itu bagimu.

Taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah

Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.



Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah. Aku sangat mencintainya. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepadaku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Subhanahu wa Ta'ala -lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.


Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal.


Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setan berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.” Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.



Di alam mimpi tersebut aku melihat hari kiamat. Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan. Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: “Mari menghadap al-Jabbar!”


Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!”



Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku.” Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!”



Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”



Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.



Dia berkata kepadaku: “Wahai ayah, “belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid:16)


Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu.”

Dia berkata: “Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”



Dia Rohimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.



Dia Rohimahullah berkata:

Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid: 16)

.....



Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”



Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.”



Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.



Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas.

keteguhan iman habib bin zaid

musailamah al khazab adalah seorang yang mengaku nabi di jaman rasulullah.meski begitu
dia sangat membenci umat islam dan selalu mengobarkan perang kepada kaum muslimin.
suatu hari dia berkirim surat kepada rasulullah

dari musailamah rasulullah kepada muhammad rasulullah sesungguhnya aku telah diangkat menjadi nabi
dan menjadi serikat anda . dan kami memperoleh separuh bumi, sedang bumi yang lain untuk orang2 quraisy
.sedang orang2 quraisy itu telah berbuat aniaya.


setelah membaca surat itu rasul pun menulis surat balasan lalu mengutus habib bin zaid untuk menyampaikan balasan surat itu.
dengan bekal iman yang teguh ,habib bin zaid melangkah menunaikan amanat rasulullah

dari muhammad rasulullah kepada musailamah pendusta , sesungguhnya bumi itu milik allah dan
di wariskan kepada hamba-hambaNYA yang di kehendakiNYA . dan sesudahnya akan berada di pihak
orang orang yang bertaqwa.


balasan surat itu tak mampu membuat musailamah sadar bahkan semakin menambah kebencian kepada
umat islam
dengan kemarahannya dan sifat sombongnya musailamah lantas menahan habib dan menyiksa serta
memaksa mengakui bahwa muhammad adalah pembohong dan musailamah adalah seorang rasul
ditengah tanah lapang , musailamah sengaja memamerkan kesombongannya bahwa dia yakin bahwa habib
bin zaid akan meninggalkan muhammad dan mengakui dirinya seorang nabi
"apa kamu mengakui bahwa muhammad itu utusan allah?"
dengan yakin dan mantab habib bin zaid menjawad
"ya...!! saya mengakui muhammad utusan allah"
musailamah pun marah karna di buatnya malu di hadapan orang orang.ia pun kembali bertanya
"dan apa kau mengakuiku sebagai utusan allah ?"
kembali dengan yakin habib menjawab
"tidak pernah sekalipun aku mendengar berita itu"
mendengar jawaban itu semakin memuncaklah amarah musailamah lalu ia panggil algojo dan menyuruhnya
membunuh habib
"laa ilaaha illallah muhammad rasulullah"
itulah kalimat terakhir yang terucap dari mulut habib bin zaid sebelum dia meninggal
dengan kebuasan pedangnya , algojo itu lantas memotong2 tubuh syuhada itu menjadi beberapa bagian..

Setan pun takut menyuruhnya berbuat salah

Si antara para pemberai yan sangat dikenal di dalam kehidupan kaum muslimin adalah Amirul Mukminin Umar ni Khaththab RA, sang pembela dien Islam. cukuplah bagi anda untuk mengakui keberanian Umar dengan melihat kembali sejarah yang mengisahkan kekuatan dan keberaniannya dalam membela Islam. disebutkan dalam berbagai kitab-kitab yang ditulis ara ulama terdahulu, bahwa Umar dijuluki sebagai Tanduk Besi.

sebagaimana sabda Nabu Muhammad SAW
"wahai Ibnu Khaththab, demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman telapak tangan-Nya, tidaklah sean bertemu denganmu ketika melewati jalan kecuali pasti dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lewati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda

"Ya Allah, berikanlah kemuliaan dien ini (Islam) dengan (masuk islamnya) Umar bin Khaththab."dari "kitab Manaqib Umar bin Khaththab" Ibnu al-Jazuli

Diriwayatkan dari 'Aisyah RA "sesungguhnya Nabi SAW bersabda,

"Sesungguhnya setan mlarikan diri melihat gerakan Umar." "Riyadh an-Nadhrah"

Inilah sifat sahabat Nabi Muhammad yang begitu berani membela Islam, sehingga iblis saja ketakutan melihatnya.

kisah ini ane ambil dari buku "Kisah-Kisah Pahlawan Generasi Pilihan"
penerbit Wafa Press dan penulisnya Himli bin Muhammad bin Ismail.