Sunday, March 20, 2011

pesan untuk mereka yang terkagum-kagum atas kehebatan akal manusia

Banyak orang berpendidikan tinggi, kenapa semakin menjauh dari Tuhannya? Banyak yang belajar hingga ke fenomena-fenomena alam yang sangat menakjubkan, mengapa semakin ragu dengan hukum-hukum Tuhannya? Saya tidak tahu apakah mereka yang sudah sarjana dan sudah intelektual itu semakin menyadari keberadaan Tuhannya atau semakin mengingkarinya karena pengetahuannya itu. Mungkin mereka merasa lebih pintar (atau mungkin merasa lebih bodoh) dari para tukang sihir dalam kisah ini.

Segala pengetahuan sesungguhnya berasal dari Allah. Andaikan seseorang itu tersentuh kesadaran spiritualnya, niscaya segala ilmu yang dipelajarinya akan menuntun kepada keimanan. Demikianlah kisah luar biasa yang terjadi di jaman Nabi Musa.

Alkisah Musa menghadap kepada Firaun untuk menyeru kepada dia agar menyembah Tuhan Tunggal penguasa alam. Sebagai bukti dari kenabian, Musa menunjukkan cahaya dari tangannya dan tongkat yang menjadi ular. Maka Firaun yang merasa di tangannya telah terletak seluruh kekuasaan alam semesta - seberapa besar sih luasnya alam semesta ini Fir’aun? - marah dan menganggap bukti Musa adalah sihir.

Maka dipanggillah para ahli sihir kerajaan untuk bertanding dengan Musa. Para ahli sihir itu mengeroyok musa dengan sihir ular. Mereka melemparkan tali-tali yang kemudian tampak berubah menjadi ular-ular ganas yang segera bergerak menyerang Musa. Lalu turunlah wahyu Allah menyuruh Musa untuk melemparkan tongkatnya. Seketika tongkat itu menjadi ular besar yang segera menelan habis seluruh ular jadi-jadian dari para ahli sihir kerajaan.

Apa yang terjadi? Seketika para ahli sihir yang mengetahui ular-ular jadian mereka ditelan ular Musa serentak menyatakan keimanannya! mereka tahu betul bahwa tidak mungkin ular hasil sihir bisa memakan ular jadi-jadian mereka. Dengan pengetahuan sihir yang mereka miliki, mereka sangat yakin bahwa ular Musa adalah mukjizat bukti kenabian. Maka mereka pun bersungkur mengakui Tuhannya Musa.

Fir’aun malu dan marah besar atas kejadian itu. Maka diapun mengancam para ahli sihir itu, apabila mereka tidak mengakui Fir’aun sebagai Tuhan, niscaya mereka akan dibunuh dengan cara yang keji dan menyakitkan. Namun para ahli sihir itu telah terbuka mata batinnya sehingga semua ancaman duniawi dari Fir’aun tak lagi menggentarkan hati. Maka Fir’aun lalu menyalib dan memotong tangan dan kaki para ahli sihir itu sehingga mereka pun meninggal. Mereka rela kehilangan nyawa setelah melihat bukti keberadaan Allah melalui ilmu yang mereka miliki.

Kabar tentang hal itu disampaikan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf (7) ayat 106 - 126 :

Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,

wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama aku”.

Fir’aun menjawab: “Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.

Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya oleh orang-orang yang melihatnya.

Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu”. : “Maka apakah yang kamu anjurkan?”

Pemuka-pemuka itu menjawab: “Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan ,

supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai”.

Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: ” sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?”

Fir’aun menjawab: “Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat “.

Ahli-ahli sihir berkata: “Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?”

Musa menjawab: “Lemparkanlah !” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar .

Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.

Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.

Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.

Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud .

Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,

” Tuhan Musa dan Harun”.

Fir’aun berkata: “Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui ;

demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik , kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya.”

Ahli-ahli sihir itu menjawab: “Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali.

Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. : “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri “.

Renungan

Selama ini, dari seluruh pengetahuan yang Anda miliki, apakah Anda menjadi semakin beriman atau semakin ingkar? Tak cukupkah bukti-bukti keMahaKuasaan Tuhan dan ketidakberdayaan dirimu? Apabila ilmumu semakin menjauhkanmu dari Tuhanmu, maka jelaslah sudah kesia-siaan ilmu itu bagimu.

No comments:

Post a Comment